Kamis, 27 Maret 2014

Karya Sastra Puisi


Menganalisis Karya Sastra Puisi

Sebuah puisi merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu. Secara garis besar, sebuah puisi terdiri atas 7 unsur, yaitu: tema, suasana, imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan. Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak munkin.

Cinta Yang Tak Pasti
Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
Mungkin aku tak senagaja juga menyakiti
Andai aku tau isi hatimu
Andai kesempatan itu datang lagi padaku
Sekarang musthail bagiku..
Datang..,Selalu..
Semilir angin getar amarah renjana teramat sangat inilang rasa
Dalam pacu-pacu waktu yang tak tertahankan kekasih
Aku rindu padamu.

Analisis :
Ini merupakan sebuah karya sastra puisi yang diciptakan oleh seorang pencipta puisi terkenal yang bernama "Kahlil Gibran".
Puisi berjudul "cinta yang tak pasti".
Menceritakan tentang seseorang yang sangat merindukan seseorang yang tak akan mungkin ia miliki.
"Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti" yang tergambarkan bahwa dia tidak mengerti isi hatinya. Dia selalu menunggu kesempatan itu datang kembali padanya,kesempatan yang dimana Dia akan mengetahui isi hatinya.
"Semilir angin getar amarah gelora renjana teramat sangat,inilah rasa". Rasa amarah yang bergelora di hatinya,yang selalu menunggu kesempatan itu.
Hanya waktu yang dapat menghilangkan rasa rindu Dia kepadanyanya.

Sumber :


Selasa, 18 Maret 2014

Kebudayaan alor (Nusa Tenggara Timur)



A.     KEBUDAYAAN ALOR

Sejarah
Menurut ceritra yang beredar di masyarakat Alor, kerajaan tertua di Kabupaten Alor adalah kerajaan Abui di pedalaman pegunungan Alor dan kerajaan Munaseli di ujung timur pulau Pantar. Suatu ketika, kedua kerajaan ini terlibat dalam sebuah Perang Magic. Mereka menggunakan kekuatan-kekuatan gaib untuk saling menghancurkan. Munaseli mengirim lebah ke Abui sebaliknya Abui mengirim angin topan dan api ke Munaseli. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh Munaseli.
Konon, tengkorak raja Abui yang memimpin perang tersebut saat ini masih tersimpan dalam sebuah goa di Mataru. Kerajaan berikutnya yang didirikan adalah kerajaan Pandai yang terletak dekat kerajaan Munaseli dan Kerajaan Bunga Bali yang berpusat di Alor Besar. Munaseli dan Pandai yang bertetangga, akhirnya juga terlibat dalam sebuah perang yang menyebabkan Munaseli meminta bantuan kepada raja kerajaan Majapahit, mengingat sebelumnya telah kalah perang melawan Abui.
            Peristiwa pengiriman tentara Majapahit ke Munaseli inilah yang melatarbelakangi disebutnya Galiau (Pantar) dalam buku Negarakartagama karya Empu Prapanca yang ditulisnya pada masa jaya kejayaan Majapahit (1367). Buku yang sama juga menyebut Galiau Watang Lema atau daerah-daerah pesisir pantai kepulauan. Galiau yang terdiri dari 5 kerajaan, yaitu Kui dan Bunga Bali di Alor serta Blagar, Pandai dan Baranua di Pantar. Aliansi 5 kerajaan di pesisir pantai ini diyakini memiliki hubungan dekat antara satu dengan lainnya. Bahkan raja-raja mereka mengaku memiliki leluhur yang sama.

B.      Sistem Religi
Pada masa kontroler Bouman, beberapa pegawai pemerintah Belanda didatangkan. Upaya-upaya mengkristenkan para penganut animismepun mulai dilakukan. Baptisan pertama dilakukan pada tahun 1908 di pantai Dulolong, ketika seorang Pandeta berkebangsaan Jerman, D. S. William Bach tiba dengan sebuah kapal Belanda bernama Canokus, yang oleh orang Alor di zaman itu disebut dengan Kapal Putih. Diantara mereka yang dibaptis terdapat Lambertus Moata dan Umar Watang Nampira, seorang penganut Islam yang taat. Lambertus Moata kemudian menjadi Pendeta Pribumi Alor yang pertama, sedangkan Umar Watang Nampira barangkali bersedia dibaptis untuk menghormati para pengunjung pada saat itu. Gereja pertama yang dibangun adalah Gereja Kalabahi (sekarang Gereja Pola). Gereja ini dibangun pada tahun 1912. Kayu-kayunya didatangkan dari Kalimantan sedangkan pekerjanya adalah Pak Kamis dan Pak Jawas yang beragama Muslim. Oleh karena itu sampai saat ini masih merupakan sesuatu yang umum dilakukan di Alor bahwa pembangunan Gereja dilakukan oleh orang Muslim dan Mesjid dilakukan oleh orang Kristen. Pada masa ini Alor terdiri dari 5 kerajaan, yaitu Kui, Batulolong, Kolana, Baranusa dan Alor. Kerajaan Alor wilayahnya meliputi seluruh jasirah Kabola (bagian utara pulau Alor).

C.      Sistem Organisasi Kemasyaratan dan Politik
            Dengan Perjanjian Lisabon pada tahun 1851, kepulauan Alor diserahkan kepada Belanda dan pulau Atauru diserahkan kepada Portugis. Orang-orang Portugis sendiri sebenarnya tidak pernah benar-benar menduduki Alor, walaupun masih ada sisa-sisa dari zaman Portugis seperti sebuah jangkar besar di Alor Kecil. Pada tahun 1911, Pemerintah colonial Belanda memindahkan pelabuhan laut utama dan pusat Pemerintahan Alor dari Alor Kecil ke Kalabahi. Kalabahi dipilih karena datarannya lebih luas dan lautnya lebih teduh. Kota Kalabahi artinya pohon kusambi, yang mana dulunya memang menghutani dataran ini. Dengan pemindahan pusat kekuasaan ke Kalabahi, Pemerintah colonial Belanda menempatkan Mr. Bouman sebagai Kontroler pertama di Alor. Sebelumnya tanda kehadiran colonial belanda di Alor, hanya terdiri dari seorang penjaga pos dan seorang serdadu berpangkat letnan.
            Untuk memulihkan Hukum dan Pemerintahannya di Alor, maka Pemerintah Kolonial Belanda, melalui kontroler Mr. Muller menggunakan strategi yang ampuh, yaitu dengan mengawinkan Putra Nampira dengan Putri Bunga Bali dan berhasil dengan baik karena perdamaianpun tercipta pada saat itu. Pada tahun 1930 an, Pemerintah Kolonial Belanda mulai melakukan pembangunan wilayah. Para isteri pegawai Pemerintah dikirim ke Alor. Kerja sama dengan 5 kerajaan relative baik. Sepanjang jalan utama di tengah kota, rumah-rumah pegawai Pemerintah Kolonial dibangun. Beberapa diantaranya masih dipakai hingga kini. Jalan-jalan dibangun kesegala arah, bahkan saluran airpun dibangun, namun hanya untuk kebutuhan Rumah Sakit dan Pegawai Kolonial Belanda.

D.     Sistem Mata Pencaharian
            Pendiri ke 5 kerajaan daerah pantai tersebut adalah 5 Putra Mau Wolang dari Majapahit dan mereka dibesarkan di Pandai. Yang tertua diantara mereka memerintah daerah tersebut. Mereka juga memiliki hubungan dagang, bahkan hubungan darah dengan aliansi serupa yang terbentang dari Solor sampai Lembata. Jalur perdagangan yang dibangun tidak hanya diantara mereka tetapi juga sampai ke Sulawesi, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kepulauan kecil di Australia bagian utara adalah milik jalur perdagangan ini.

E.      Bahasa
Pada tahun 1912 terjadi pengalihan kekuasaan raja dari dinasti Tulimau di Alor Besar kepada dinasti Nampira di Dulolong. Pemerintah colonial Belanda lebih cenderung memilih Nampira Bukang menjadi raja Alor sebab beliau berpendidikan dan fasih berbahasa belanda. Sebagai kompensasi, putra mahkota Tulimau ditunjuk sebagai kapitan Lembur.

F.       KESENIAN

1.       Nilai Budaya
TARI LEGO - LEGO
Tari Lego-Lego merupakan tarian tradisional Suku Abui, suku yang mendiami kampung tradisional Takpala, terletak di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tarian yang merupakan lambang kekuatan persatuan dan persaudaraan warga Suku Abui ini dilakukan secara massal dengan bergandengan tangan dan bergerkan secara melingkar. Tari Lego-Lego dilakukan dengan mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut mesbah, benda yang disakralkan dalam tradisi Suku Abui. Biasanya, Lego-Lego ditarikan selama semalam suntuk.

MUSEUM SERIBU MOKO 
Sebanyak  80-90 persen dari 355 item yang dipajang dalam museum ini merupakan hasil koleksi seorang warga keturunan Cina di Kalabahi, Toby Retika. Ketika dia memutuskan untuk meninggalkan Kalabahi, seluruh hasil koleksinya itu diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Alor pada September 2003. Misalnya, ada perahu naga, benda yang sangat penting dan sakral, yang menjadi representasi nenek moyang yang datang menggunakan perahu dan sekaligus tempat pelaksanaan upacara adat. Ada senjata busur dan panah, tenunan daerah, serta koleksi unggulannya, yakni moko.

KESIMPULAN.
Kebudayaan Alor (NTT) merupakan kebudayaan tertua di pulau NTT. Kebudayaaan Alor banyak memiliki sejarah-sejarah yang mistis. Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


Sumber : http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/53/name/nusa-tenggara-timur/detail/5305/alor